Breaking News
Robbie Williams Ungkap Rasa Tidak Nyaman saat Didekati Penggemar     Ikan Sea Robin: Ikan Unik yang Bisa "Berjalan" di Dasar Laut     Trump Tolak Usulan Serangan Israel ke Iran untuk Negosiasi     Phil Rosenberg Pertemukan Menteri Luar Negeri Israel di London     Kisah Para Aktivis: Melawan Penindasan di Seluruh Dunia    

Microsoft Diduga Berikan Dukungan untuk Operasi Militer Israel

Pada awal tahun 2025, Ibtihal Aboussad, seorang insinyur perangkat lunak berusia 25 tahun, terkejut ketika membaca berita tentang keterlibatan perusahaan tempatnya bekerja, Microsoft, dalam operasi militer Israel di Gaza. Selama tiga tahun, Aboussad bekerja di divisi Kecerdasan Buatan (AI) Microsoft dan baru menyadari bahwa perusahaannya menyediakan infrastruktur AI untuk militer Israel.

Melalui inisiatif bernama Project Azure, Microsoft memberikan berbagai layanan komputasi yang mendukung operasi militer Israel, termasuk operasi AI yang membantu mereka dalam melakukan serangan di Gaza. Produk-produk ini digunakan oleh Unit 8200 dan Unit 81 angkatan bersenjata Israel, serta unit angkatan udara yang dikenal sebagai Ofek, untuk menyusun daftar target yang akan diserang.

Aboussad merasa ngeri mengetahui bahwa, sebagai bagian dari tim AI yang bertugas mengubah suara menjadi teks, ia tidak menyadari bahwa ia "bekerja pada kode yang secara langsung mendukung kejahatan perang". Penemuan ini memicunya untuk bertindak.

Ia bergabung dengan kampanye No Azure for Apartheid, yang dibentuk pada akhir tahun 2023 oleh sekelompok karyawan Microsoft yang ingin perusahaan mengakhiri kontraknya dengan Israel dan mematuhi nilai-nilai yang dinyatakannya sendiri. Bersama rekan-rekannya, termasuk Vaniya Aggraval, Aboussad berusaha menyampaikan keprihatinan mereka melalui saluran yang tepat.

Seiring dengan meluasnya konflik di Gaza, keterlibatan Microsoft dengan militer Israel juga semakin meningkat. Aboussad dan rekan-rekannya berharap agar perusahaan mendengarkan suara mereka dan menghentikan dukungannya terhadap aksi militer yang dianggap melanggar hak asasi manusia.

Kasus ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh karyawan di perusahaan besar ketika nilai-nilai pribadi mereka berbenturan dengan kebijakan perusahaan. Aboussad berharap perjuangannya dapat menginspirasi karyawan lain untuk berbicara dan mengadvokasi perubahan.

library_books Middleeasteye