Colossal Biosciences, sebuah perusahaan bioteknologi, baru-baru ini memperkenalkan anak serigala yang bernama Romulus, Remus, dan Khaleesi. Meskipun terlihat seperti serigala, mereka bukanlah serigala yang punah atau yang dikenal sebagai serigala dire. Sebaliknya, mereka adalah serigala modern yang telah dimodifikasi secara genetik dan dikembangkan di dalam rahim anjing peliharaan.
Perusahaan ini mengklaim bahwa mereka telah menciptakan hewan baru yang unik. Namun, banyak yang berpendapat bahwa penciptaan hewan seperti ini memunculkan pertanyaan etis tentang tanggung jawab manusia terhadap makhluk hidup yang telah diubah genetiknya. Sementara itu, bidang de-extinction atau upaya untuk menghidupkan kembali spesies yang punah, sering kali mengklaim bahwa mereka mendukung konservasi, tetapi belum menunjukkan kesiapan untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.
Romulus, Remus, dan Khaleesi adalah contoh dari apa yang bisa disebut sebagai anjing desain. Hal ini berarti bahwa mereka adalah hasil dari campuran genetik yang dirancang sesuai keinginan manusia, bukan hasil dari proses alami. Meskipun menarik, penting untuk diingat bahwa hewan-hewan ini bukanlah hasil dari penemuan kembali spesies yang sudah punah, melainkan merupakan produk dari teknologi dan rekayasa genetik.
Perusahaan Colossal Biosciences berharap bahwa hewan-hewan ini dapat menarik perhatian publik dan memicu diskusi tentang pentingnya konservasi dan etika dalam modifikasi genetik. Namun, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana kita, sebagai manusia, akan bertanggung jawab terhadap hewan-hewan yang diciptakan dengan cara seperti ini.
Dengan munculnya hewan-hewan seperti Romulus, Remus, dan Khaleesi, dunia sains dihadapkan pada pertanyaan yang lebih besar: Apakah kita siap untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan kita dalam menciptakan kehidupan baru? Tentu saja, ini adalah topik yang perlu kita pikirkan dengan serius.
serigala anak serigala modifikasi genetik Colossal Biosciences