Pada hari Kamis, pasar saham di Amerika Serikat mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini terjadi setelah pemerintah AS mengumumkan bahwa tarif impor dari China telah naik menjadi 145 persen. Kenaikan tarif ini lebih tinggi dari angka 125 persen yang sebelumnya diinformasikan pada hari Rabu.
Kenaikan tarif ini mencakup tarif 125 persen yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, untuk barang-barang yang dikenakan tarif timbal balik (reciprocal duties). Selain itu, ada juga tambahan tarif sebesar 20 persen yang dikenakan awal tahun ini terkait dengan perdagangan narkoba, khususnya fentanyl, yang merupakan obat terlarang.
Akibat pengumuman ini, pada siang hari, indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan hampir 1.700 poin, yang setara dengan lebih dari 4 persen. Indeks S&P 500 juga mencatat penurunan sebesar 5 persen, sementara indeks Nasdaq anjlok hampir 6 persen.
Kondisi ini menunjukkan dampak negatif dari kebijakan perdagangan yang ketat antara Amerika Serikat dan China, yang dapat memengaruhi banyak perusahaan dan konsumen di kedua negara. Para analis memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan ini bisa berlanjut dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Dengan situasi ini, banyak investor yang merasa khawatir dan cenderung menjual saham mereka, menyebabkan penurunan lebih lanjut pada nilai pasar. Ini adalah peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya stabilitas dalam hubungan perdagangan internasional.