Breaking News
Pasukan Israel Hancurkan Rumah di Desa Idhna, Hebron     Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Dikenang di Gaza     Putin Umumkan Gencatan Senjata Sementara di Ukraina     Netanyahu Tegaskan Israel Akan Kendalikan Gaza     Wali Kota New York Luncurkan Investigasi Serangan Fisik Terhadap Protes    

Perang Dagang Antara AS dan China Semakin Memanas

Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan China, semakin meningkat dengan cepat. Pada hari Selasa, pejabat China menegaskan akan "berjuang sampai akhir" menghadapi ancaman baru dari Presiden Donald Trump.

Awalnya, Trump berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 34% pada barang-barang China. Namun, kini ia bertekad untuk menaikkan tarif tersebut hingga 50% lagi jika China tidak mencabut tarif balasannya yang juga sebesar 34%. Keputusan ini menunjukkan ketegangan yang semakin tinggi antara kedua negara.

Menurut laporan dari Goldman Sachs, jika tarif baru ini diberlakukan, maka tarif total yang dikenakan Amerika Serikat terhadap China akan mencapai 110% pada hari Rabu, ketika tarif tersebut mulai berlaku. Sementara itu, tarif yang dikenakan China terhadap barang-barang Amerika diperkirakan akan mencapai sekitar 70% keesokan harinya.

Sebelum peningkatan ketegangan ini, tarif yang dikenakan oleh Trump terhadap China telah mendapatkan respon yang cepat, namun tidak begitu signifikan dari pihak China. Perubahan sikap China kali ini menunjukkan bahwa mereka bersiap untuk menghadapi konsekuensi yang lebih besar dalam perang dagang ini.

Perang dagang ini tidak hanya berdampak pada kedua negara, tetapi juga pada perekonomian global. Kenaikan tarif dapat menyebabkan peningkatan harga barang dan mempengaruhi konsumen serta produsen di seluruh dunia. Masyarakat internasional terus memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, berharap agar situasi bisa segera membaik.

library_books Theeconomist