Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menjadi masalah serius di berbagai sektor industri di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi yang sedang melanda negara kita.
Dalam sebuah acara Halalbihalal di Jakarta pada Selasa, 8 April 2025, Yassierli mencatat bahwa kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini masih volatile atau tidak stabil. "Kondisi saat ini sangat volatile, ini tak main-main. Harapan publik kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk bisa berbuat banyak atas berbagai tantangan yang ada sangatlah besar, itu PR (pekerjaan rumah) kita semua,” ujarnya.
Yassierli menambahkan bahwa selain potensi PHK, daya saing dan produktivitas industri di Indonesia juga masih tergolong rendah. Dia juga mencatat bahwa angka pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi adalah keserasian antara sistem pendidikan dan dunia kerja, yang sering kali tidak sejalan.
Situasi ini membuat Kementerian Ketenagakerjaan dituntut untuk melakukan terobosan agar dapat mencegah terjadinya PHK secara massal. Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah harus berupaya menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas industri agar mampu bersaing di pasar global.
Saat ini, banyak perusahaan yang masih ragu untuk merekrut karyawan baru karena ketidakpastian yang ada. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu segera diambil agar pekerja tidak kehilangan pekerjaan mereka. Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, diharapkan Kementerian Ketenagakerjaan dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan lebih stabil di Indonesia. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat memberikan hasil yang positif bagi seluruh masyarakat.
Menteri Ketenagakerjaan PHK industri ekonomi pengangguran