Dzaleka adalah sebuah kamp pengungsi yang terletak di Malawi. Sejak tahun 1994, kamp ini telah menjadi tempat tinggal bagi banyak pengungsi yang melarikan diri dari perang di Afrika Tengah. Di kamp ini, setiap pengungsi hanya menerima $9 setiap bulan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Walaupun Malawi dikenal sebagai negara yang ramah terhadap pengungsi, kebijakan yang ada tidak memberikan jalan bagi mereka untuk mendapatkan status hukum yang jelas. Selain itu, pekerjaan berbayar di luar kamp juga dilarang. Hal ini membuat kehidupan para pengungsi di Dzaleka menjadi sangat sulit. Mereka harus berusaha keras untuk bertahan hidup dengan dana yang sangat terbatas.
Dikarenakan keterbatasan dalam akses pekerjaan dan perusahaan, banyak pengungsi yang menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan rekreasi. Hal ini ternyata menjadi sebuah peluang ekonomi yang menarik. Dengan banyaknya waktu luang, pengungsi di Dzaleka mulai menciptakan berbagai bentuk kegiatan ekonomi yang tidak biasa.
Walaupun pendapatan mereka sangat rendah, para pengungsi di Dzaleka menemukan cara unik untuk mengelola uang mereka. Mereka menginvestasikan uang yang mereka terima dalam bentuk makanan, hiburan, dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Ini menawarkan pelajaran ekonomi yang menarik bagi banyak orang.
Sikap positif dan kreativitas para pengungsi dalam menghadapi situasi sulit ini menunjukkan bahwa meskipun hidup dalam kondisi yang tidak ideal, mereka tetap dapat menemukan kebahagiaan dan cara untuk bertahan. Dzaleka bukan hanya sekadar tempat berlindung dari bahaya, tetapi juga tempat di mana para pengungsi belajar untuk beradaptasi dan berinovasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kehidupan di Dzaleka memberikan gambaran nyata tentang tantangan yang dihadapi oleh pengungsi, namun juga tentang harapan dan ketahanan mereka. Melalui pengalaman ini, kita dapat belajar untuk lebih menghargai apa yang kita miliki dan memahami perjuangan orang lain yang berusaha mencari kehidupan yang lebih baik.
Dzaleka kamp pengungsi Malawi ekonomi PBB