Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo, mengungkapkan bahwa pemerintah perlu segera mengambil langkah untuk mengatasi dampak dari Kebijakan Tarif Resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Menurutnya, kebijakan ini dapat berdampak besar terhadap perdagangan Indonesia.
"Pemerintah harus segera menerapkan strategi perdagangan yang efektif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kerjasama perdagangan antar negara Emerging Market Asia dan negara-negara BRICS. Selain itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan penetrasi perdagangan ke negara tujuan ekspor non-tradisional," jelas Andreas Eddy Susetyo.
Ia juga menegaskan bahwa jika volume ekspor ke AS menurun, hal ini dapat membatasi pasokan likuiditas Dolar AS di Indonesia. "Penurunan ini berisiko semakin menekan nilai tukar mata uang Rupiah kita," tambahnya.
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS memang sering kali menjadi perhatian negara-negara yang bergantung pada ekspor. Hal ini karena tarif yang lebih tinggi bisa menyebabkan harga barang menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi daya saing produk di pasar global.
Andreas berharap, dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat meminimalisir dampak negatif dari kebijakan tersebut dan terus meningkatkan hubungan perdagangan dengan negara lain. Perdagangan yang kuat sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
DPR PDI Perjuangan tarif Amerika Serikat perdagangan