Politisi Inggris, termasuk anggota pemerintah, menunjukkan kemarahan atas penahanan dan deportasi dua anggota parlemen dari Partai Buruh oleh Israel pada akhir pekan lalu. Insiden ini dianggap sebagai penghinaan terhadap Inggris.
Dua anggota parlemen tersebut, Abtisam Mohamed dan Yuan Yang, ditahan oleh otoritas Israel dan dideportasi pada hari Sabtu setelah berusaha memasuki negara itu sebagai bagian dari delegasi parlemen. Israel mengklaim bahwa mereka dicurigai ingin "mendokumentasikan kekuatan keamanan Israel dan menyebarkan retorika kebencian terhadap Israel".
Dalam sebuah wawancara dengan Laura Kuenssberg dari BBC, Kemi Badenoch, pemimpin oposisi dari Partai Konservatif, mendukung keputusan Israel. Dia berpendapat bahwa "setiap negara berhak mengatur perbatasannya sendiri".
"Jika kita melihat alasan yang diberikan oleh pemerintah Israel mengapa mereka tidak mengizinkan mereka masuk, mereka tidak percaya bahwa mereka akan mematuhi hukum mereka," tambah Badenoch.
Dia juga menyatakan bahwa "anggota parlemen tidak memiliki kekebalan diplomatik. Saya percaya bahwa orang-orang yang mewakili kita di parlemen harus mampu pergi ke mana saja di dunia tanpa khawatir tentang apa yang akan mereka lakukan di negara-negara tersebut."
Badenoch menambahkan, "Anggota parlemen Partai Buruh tersebut, menurut Israel, datang untuk melakukan sesuatu yang tidak diizinkan, dan saya menghormati keputusan itu."
Kemarahan para politikus Inggris ini menunjukkan betapa sensitifnya isu hubungan internasional dan bagaimana tindakan sebuah negara dapat mempengaruhi hubungan diplomatik dengan negara lain. Insiden ini mungkin akan menjadi topik hangat dalam diskusi politik di Inggris dalam waktu dekat.
Politisi Inggris deportasi Israel anggota parlemen Kemi Badenoch