Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi PDI Perjuangan, Novita Hardini, menyatakan bahwa pemerintah perlu memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mengambil langkah-langkah strategis di tengah ketegangan ekonomi global.
Dalam situasi sosial, ekonomi, dan politik yang tidak stabil di dalam negeri, kebijakan Reciprocal Tariffs atau tarif timbal balik dianggap sebagai tantangan tambahan bagi Indonesia. Namun, Novita menegaskan bahwa masih ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menghadapi perang dagang yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
"Penting bagi kita untuk melihat peluang yang ada, terutama di sektor manufaktur yang dapat menciptakan efek berantai. Kita harus mendorong industri pendukung seperti logistik, desain, dan penggunaan bahan baku lokal," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Sektor UMKM, menurut Novita, memiliki peran penting sebagai pemasok komoditas berkualitas. Dengan memperkuat UMKM, diharapkan Indonesia dapat lebih bersaing di pasar global. Penguatan ini tidak hanya akan membantu UMKM itu sendiri, tetapi juga akan berdampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Novita juga menambahkan bahwa pengembangan sektor UMKM harus menjadi fokus utama pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Dengan dukungan yang tepat, UMKM di Indonesia bisa menjadi tulang punggung perekonomian dan membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Melalui kebijakan yang mendukung dan upaya kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan Indonesia dapat keluar dari tekanan perang dagang dan kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang positif.
DPR RI PDI Perjuangan UMKM perang ekonomi sektor manufaktur