Hubungan antara Eropa dan Amerika Serikat tidak pernah sederhana. Selama bertahun-tahun, ada keluhan dari pihak Amerika mengenai pengeluaran militer Eropa yang dinilai rendah. Namun, saat ini, situasinya menjadi lebih rumit. Keputusan penting yang dibuat oleh para pemimpin Amerika, terutama yang berhubungan dengan nasib Ukraina, menunjukkan adanya sikap merendahkan terhadap sekutu-sekutu historis Amerika di Eropa.
Dalam beberapa pertemuan dengan para diplomat di Brussels dan tempat lainnya, terdapat tiga teori yang muncul untuk menjelaskan kebencian yang dirasakan oleh kelompok MAGA (Make America Great Again) terhadap Eropa. Memahami teori-teori ini penting untuk mengetahui dinamika hubungan internasional saat ini.
Teori pertama berfokus pada pandangan bahwa Eropa dianggap tidak cukup mendukung Amerika dalam isu-isu keamanan global. Banyak orang di Amerika merasa bahwa negara-negara Eropa tidak berkontribusi secara adil dalam pengeluaran militer, yang membuat Amerika harus menanggung beban lebih besar dalam menjaga keamanan dunia.
Teori kedua berpendapat bahwa adanya pergeseran budaya. Beberapa orang di kalangan MAGA melihat Eropa sebagai lambang dari nilai-nilai yang berbeda, termasuk liberalisme yang dianggap bertentangan dengan pandangan konservatif mereka. Hal ini membuat mereka semakin enggan untuk berkolaborasi dengan negara-negara Eropa.
Teori ketiga mencakup aspek geopolitik. Dengan meningkatnya pengaruh negara-negara seperti Cina dan Rusia, beberapa kalangan di Amerika beranggapan bahwa Eropa tidak cukup tanggap terhadap ancaman tersebut. Mereka merasa bahwa Eropa lebih fokus pada isu-isu internal ketimbang menghadapi tantangan global yang lebih besar.
Ketiga teori ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara Eropa dan Amerika di tengah perubahan situasi global. Memahami alasan di balik sikap ini bisa membantu kita meramalkan arah hubungan internasional di masa yang akan datang.
Eropa Amerika MAGA hubungan internasional Ukraina