Apple, perusahaan teknologi terkemuka, kini menghadapi tantangan besar akibat kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan tarif tinggi untuk hampir 200 negara, termasuk 46 persen untuk Vietnam dan 34 persen untuk China. Negara-negara ini merupakan tempat penting bagi proses produksi Apple.
Menurut analisis dari Barton Crockett, seorang analis dari Rosenblatt, Apple dapat menghadapi biaya tarif yang mencapai USD40 miliar. Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada harga jual iPhone di pasaran.
"Jika keadaan terus berlanjut seperti sekarang, Apple harus memikirkan cara untuk mengimbangi biaya tarif ini. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menaikkan harga iPhone," ujar Crockett dalam laporannya.
Crockett juga memprediksi bahwa harga iPhone dan perangkat teknologi lainnya bisa naik sekitar 40 persen. Kenaikan harga ini diharapkan dapat membantu Apple untuk meredakan dampak dari tarif yang ditetapkan.
Setelah pengumuman tarif tersebut, saham Apple mengalami penurunan lebih dari 8 persen saat penutupan pasar. Ini merupakan penurunan satu hari terbesar yang dialami Apple dalam lima tahun terakhir, menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kebijakan tersebut.
Keputusan Apple untuk menaikkan harga atau tidak masih menjadi tanda tanya. Namun, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya rantai pasokan dan kebijakan perdagangan internasional bagi keberlangsungan perusahaan teknologi besar seperti Apple.
Para penggemar Apple dan pengguna iPhone harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan perubahan harga. Sementara itu, kita semua berharap agar situasi ini dapat segera membaik dan tidak berdampak terlalu besar pada konsumen.
Apple iPhone tarif Donald Trump Vietnam China