Breaking News
CEO Adidas Ungkap Kenaikan Harga Sepatu di AS Akibat Tarif     Peningkatan Masuknya Pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa     Panitia SNPMB 2025 Catat 50 Pelaku Kecurangan Ujian     Ratusan Organisasi Muslim Minta Inggris Akui Negara Palestina     Prodigy Vaibhav Suryavanshi Cetak Sejarah Cricket di Usia 14 Tahun    

NATO Tingkatkan Patroli di Laut Baltik untuk Amankan Infrastruktur

NATO Tingkatkan Patroli di Laut Baltik untuk Amankan Infrastruktur

Komandan Angkatan Laut Belgia, Erik Kockx, baru-baru ini memimpin patroli di Laut Baltik. Dia mendapat informasi bahwa sebuah kapal yang ada dalam daftar pantauan NATO berperilaku mencurigakan. Kapal tersebut baru saja meninggalkan pelabuhan Rusia dan melambat saat melewati dekat pipa yang terletak di dasar laut. Kapal HNLMS Luymes segera berlayar menuju tanker tersebut untuk menyelidiki.

Kockx memimpin sebuah kelompok tugas dalam misi baru NATO untuk mengawasi laut pedalaman yang dibagi dengan Rusia. Misi ini, yang dikenal sebagai Baltic Sentry, diluncurkan pada bulan Januari setelah sejumlah kabel dan pipa bawah laut rusak akibat kapal-kapal, banyak di antaranya terkait dengan Rusia, yang menarik jangkar mereka.

Meskipun belum ada bukti bahwa Moskow memerintahkan atau mengatur kerusakan tersebut, kecurigaan terhadap Rusia sangat tinggi di negara-negara NATO. Misi Baltic Sentry melibatkan setidaknya 10 kapal di bawah komando NATO pada suatu waktu dan membagi mereka menjadi dua kelompok tugas. Selain itu, banyak kapal lainnya dari angkatan laut, penjaga pantai, dan kepolisian delapan negara aliansi yang berbatasan dengan Laut Baltik juga turut serta.

Drone bawah laut baru digunakan untuk memantau pipa dan kabel, sementara pesawat pengintai NATO dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan kadang-kadang Inggris secara bergiliran memindai jalur laut dari ketinggian. NATO juga telah memperkuat kehadiran militernya di Laut Baltik. Menurut Jenderal Angkatan Darat AS Christopher Cavoli, yang menjabat sebagai komandan aliansi tertinggi untuk Eropa, misi ini bertujuan untuk mencegah lebih banyak kerusakan pada infrastruktur bawah laut dan merespons lebih cepat jika terjadi sesuatu.

Dalam sebuah pernyataan, Kockx menjelaskan bahwa kesuksesan misi ini lebih mirip dengan kerja polisi dan badan intelijen daripada militer. "Sangat sulit untuk membuktikan bahwa kehadiran kami membantu. Sulit untuk mengatakan jika kami tidak ada, sesuatu mungkin akan terjadi," ujarnya. Namun, ia menambahkan, "seperti halnya pengemudi yang lebih waspada saat melihat mobil polisi, kami telah melihat perilaku yang lebih baik dari pelaut. Kapal-kapal tahu bahwa mereka sedang diawasi."

Dengan demikian, misi Baltic Sentry tidak hanya berfokus pada tindakan pencegahan tetapi juga pada menciptakan kesadaran di kalangan pelaut untuk menjaga keamanan infrastruktur di Laut Baltik.

library_books Wsj