Dampak Lingkungan Operasi Tambang Harita di Pulau Obi
Operasi pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan Harita di Pulau Obi menimbulkan berbagai masalah serius, baik bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Aktivitas tambang ini tidak hanya merusak bentang alam, tetapi juga mengganggu kehidupan warga yang tinggal di sekitar area pertambangan.
Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat perluasan wilayah tambang yang semakin mencengkeram. Keputusan ini diambil untuk memenuhi kepentingan segelintir orang yang ingin mengeruk sumber daya alam yang ada.
Selain penggusuran, aktivitas tambang Harita berdampak langsung terhadap kualitas lingkungan. Pencemaran udara dan air menjadi masalah utama. Di Pulau Obi, pembangkit listrik smelter yang menggunakan batu bara memproduksi partikel debu berukuran mikron hingga nano. Partikel ini sangat kecil dan berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada masyarakat.
Lebih parahnya lagi, kondisi Sungai Tambo Siu-Siu di Desa Sukarela Jaya, Pulau Wawonii, yang biasa digunakan untuk mencuci, mandi, dan sebagai sumber air minum, berubah warna menjadi kuning-kecokelatan. Perubahan ini disebabkan oleh pembangunan jalan hauling oleh perusahaan yang mengakibatkan pencemaran.
Akibat semua ini, muncul berbagai penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Masyarakat setempat merasa resah dan khawatir akan masa depan kesehatan mereka.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, berbagai pihak mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan dalam mendesak 12 bank yang masih mendanai Harita agar menghentikan perluasan kerusakan lingkungan lebih lanjut. Dukungan ini dapat dilakukan melalui situs web yang telah disediakan atau dengan memindai barcode yang terdapat pada flyer yang beredar.
Dengan adanya dukungan dari masyarakat, diharapkan perusahaan dan pihak terkait dapat lebih memperhatikan dampak dari kegiatan mereka terhadap lingkungan dan kesehatan publik.
Harita tambang pencemaran kesehatan Pulau Obi