Breaking News
CEO Adidas Ungkap Kenaikan Harga Sepatu di AS Akibat Tarif     Peningkatan Masuknya Pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa     Panitia SNPMB 2025 Catat 50 Pelaku Kecurangan Ujian     Ratusan Organisasi Muslim Minta Inggris Akui Negara Palestina     Prodigy Vaibhav Suryavanshi Cetak Sejarah Cricket di Usia 14 Tahun    

AJI Serukan Perlawanan Terhadap Kekerasan Jurnalis Perempuan

Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) mengajak masyarakat untuk melawan segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis perempuan. Seruan ini muncul sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus kekerasan, termasuk femisida, yang menimpa jurnalis perempuan di Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan, AJI mendesak pihak kepolisian untuk bekerja secara profesional dalam mengungkap berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis. Mereka menegaskan pentingnya perlindungan bagi jurnalis yang melakukan tugas jurnalistik mereka, terutama di tengah situasi politik yang semakin militeristik.

Kekerasan terbaru menimpa jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, yang dikenal akrab dipanggil Cica. Ia menerima teror berupa pengiriman kepala babi dengan kuping yang dikerat, sebuah tindakan yang sangat mengerikan. Selain itu, Cica juga menjadi korban serangan digital, termasuk doxing, yang merupakan penyebaran identitas pribadi. Para peneror menyerang identitas gendernya sebagai perempuan dengan berbagai umpatan dan kata-kata kasar.

Tidak hanya Cica, jurnalis perempuan lainnya juga mengalami kekerasan saat meliput demonstrasi menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia di berbagai kota seperti Bojonegoro, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Sukabumi, dan Jakarta. Dalam unjuk rasa tersebut, aparat membubarkan demonstrasi dengan menggunakan water cannon, bahkan ada yang menangkap dan memukuli pengunjuk rasa, serta melontarkan kata-kata yang bernada pelecehan seksual.

Di Sukabumi, seorang jurnalis perempuan dari Detik.com juga mendapatkan kekerasan, sementara di Malang, seorang jurnalis pers kampus mengalami pelecehan seksual secara verbal. Serangan terhadap jurnalis ini menunjukkan bahwa kekerasan sering kali ditujukan kepada mereka yang memiliki identitas gender tertentu.

Tragisnya, di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, seorang jurnalis dari Newsway.co.id bernama Juwita diduga dibunuh oleh tentara Angkatan Laut. Motif dari pembunuhan ini belum terungkap, tetapi kejadian ini menggarisbawahi meningkatnya femisida, yaitu pembunuhan terhadap perempuan yang didorong oleh kebencian dan pandangan negatif terhadap perempuan.

AJI mengajak semua pihak untuk bersama-sama melawan kekerasan terhadap jurnalis perempuan dan mendukung upaya perlindungan terhadap hak asasi manusia. Pernyataan sikap selengkapnya dapat dibaca melalui laman aji.or.id atau dengan memindai kode QR yang tersedia.

library_books Aji Indonesia