Breaking News
CEO Adidas Ungkap Kenaikan Harga Sepatu di AS Akibat Tarif     Peningkatan Masuknya Pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa     Panitia SNPMB 2025 Catat 50 Pelaku Kecurangan Ujian     Ratusan Organisasi Muslim Minta Inggris Akui Negara Palestina     Prodigy Vaibhav Suryavanshi Cetak Sejarah Cricket di Usia 14 Tahun    

Bursa Saham Tertekan oleh Kebijakan Tarif Baru AS

Para investor di pasar saham dan ETF (Exchange Traded Fund) kini merasakan dampak dari pengumuman kebijakan baru yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam kebijakan tersebut, Trump mengumumkan bahwa produk-produk dari Uni Eropa akan dikenakan tarif sebesar 20 persen. Selain itu, untuk negara-negara lain, tarif yang dikenakan bahkan bisa lebih tinggi.

Kebijakan ini memicu kekhawatiran di kalangan investor dan membuat bursa saham bereaksi negatif. Pada hari Jumat pagi, indeks DAX yang merupakan indeks utama di Jerman, mengalami penurunan tajam hingga 5,2 persen, yang artinya kehilangan lebih dari 1.000 poin. Penurunan yang serupa pernah terjadi sebelumnya saat Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari 2022. Selain itu, pasar di Wall Street juga mengalami penurunan.

Penjualan saham semakin meningkat setelah China mengumumkan bahwa mulai tanggal 10 April, mereka akan mengenakan tarif tambahan sebesar 34 persen pada semua barang dari Amerika Serikat sebagai respons terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump. Selain itu, China juga akan memperketat kontrol terhadap ekspor bahan langka yang digunakan dalam teknologi tinggi.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan banyak investor akan terjadinya perlambatan ekonomi di seluruh dunia. Sebelumnya, saat pemilihan dan pelantikan Donald Trump, pasar saham sempat mengalami lonjakan dan mencetak rekor tertinggi. Namun kini, banyak investor yang merasa pesimistis terhadap prospek pasar saham ke depan.

Dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara negara-negara besar, banyak investor yang mulai mencari cara untuk melindungi investasi mereka. Para ahli ekonomi memperingatkan bahwa jika ketegangan ini terus berlanjut, dampaknya bisa sangat besar bagi perekonomian global.

library_books Tagesschau