Breaking News
Demonstrasi Menyusul Pembunuhan Muslim di Prancis     Kementerian Luar Negeri Israel Tanggapi Tuduhan Dari Menteri Inggris     Mahasiswa 27 Tahun Diselamatkan Dua Kali di Gunung Fuji     Serangan Mematikan di Kashmir Picu Ketegangan antara India dan Pakistan     ASN Jakarta Diharuskan Naik Transportasi Umum Setiap Rabu    

Sejarah Arab Amerika di Amerika Serikat dan Pengakuan Bulan Warisan

Arab Amerika bukan pendatang baru di Amerika Serikat. Sejarah mereka dimulai pada awal tahun 1800-an, ketika banyak orang Arab, terutama yang beragama Kristiani, melarikan diri dari penindasan di bawah Kekaisaran Ottoman. Kawasan asal mereka mencakup negara-negara yang kini dikenal sebagai Suriah, Lebanon, Yordania, Palestina, dan Israel.

Pada tahun 2021, Joe Biden menjadi presiden Amerika pertama yang secara resmi mengakui Bulan Warisan Arab Amerika di tingkat federal. Pengakuan ini sangat berarti bagi komunitas Arab Amerika, karena menegaskan keberadaan mereka di AS dan menghargai kontribusi mereka dalam berbagai bidang.

Perayaan tahunan ini juga memberikan kesempatan untuk mendidik masyarakat dan menantang stereotip rasis yang sering mengaitkan semua orang Arab dengan terorisme dan ketidakadaban. Namun, sejak Oktober 2023, perang Israel di Gaza menunjukkan betapa sedikitnya perhatian yang diberikan negara ini terhadap kehidupan dan suara orang Arab.

Bagi banyak orang Arab Amerika, perayaan yang dulunya penuh kebahagiaan kini terasa tertutupi oleh beratnya pembunuhan massal dan pengkhianatan politik. Organisasi internasional telah melaporkan bahwa Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Namun, laporan-laporan ini tidak mengurangi dukungan Biden terhadap Israel, yang baru-baru ini menyetujui pengiriman senjata senilai 8 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan mereka dianggap tidak berharga dalam pandangan kekuasaan AS, sebuah kenyataan yang semakin diperparah dengan kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan.

Kebijakan luar negeri Amerika terhadap dunia Arab sering kali didorong oleh rasisme atau kepentingan diri sendiri. Namun, meskipun banyak tantangan, komunitas Arab Amerika tetap bertekad untuk merayakan warisan mereka. Mereka akan bernyanyi, menari, dan merayakan hidup. Mereka akan mengenang yang telah tiada dan mengingat nama-nama mereka, terutama nama-nama anak-anak, karena mereka bukan sekadar angka.

Walaupun dunia mungkin melihat mereka melalui lensa orientalis dan rasis, mereka tidak menunggu persetujuan siapa pun. Mereka akan mengingat kata-kata penyair Palestina, Mahmoud Darwish, yang menyatakan: "Aku tidak meminta di pintu kalian, aku tidak merunduk di ambang pintu kalian. Jadi, apakah ini membuatmu marah? Tuliskan! Aku adalah seorang Arab."

library_books Middleeasteye