Pada awal bulan April 2025, pasar saham di Amerika Serikat mengalami kerugian terbesar sejak pandemi dimulai lima tahun lalu. Banyak analis dari perusahaan investasi besar mengemukakan bahwa tanpa adanya perubahan kebijakan yang mendasar, akan sulit untuk menghindari resesi ekonomi.
Dalam situasi ini, banyak investor menjadi cemas dan mulai menarik dana mereka dari pasar saham. Namun, tidak semua orang memilih untuk melakukannya. Beberapa pemimpin pemikiran di Goldman Sachs Asset Management (GSAM) menyatakan pada acara media mereka yang diadakan pada tanggal 3 April bahwa klien-klien mereka memilih untuk bersikap hati-hati dan menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.
Pengumuman tarif baru oleh mantan Presiden Donald Trump menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan para investor. Meskipun ada berita negatif mengenai kerugian di pasar saham, GSAM percaya bahwa masih ada peluang untuk bangkit kembali.
Sejumlah investor memilih untuk tetap bertahan dan tidak terburu-buru menjual saham mereka. Mereka berpendapat bahwa pasar bisa saja berbalik arah dan menawarkan peluang baru di masa depan. Dalam analisis yang lebih dalam, para ahli di GSAM menyarankan agar klien mereka tetap mengamati pasar sebelum membuat langkah besar.
Dengan situasi yang tidak menentu ini, banyak yang bertanya-tanya bagaimana arah pasar saham selanjutnya. Apakah akan ada pemulihan atau justru akan semakin terpuruk? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini.
Pasar saham adalah tempat di mana orang-orang membeli dan menjual bagian kecil dari perusahaan. Ketika banyak orang menjual saham mereka, harga saham bisa turun, dan ini bisa memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi secara keseluruhan.
Bagi para pelajar yang ingin memahami lebih lanjut tentang pasar saham, penting untuk mengetahui bahwa pasar sangat dipengaruhi oleh berita dan kebijakan pemerintah. Maka dari itu, memantau berita terkini sangatlah penting.
pasar saham AS kerugian Goldman Sachs resesi