Jumat, 4 April 2025, Indeks Dow Jones mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun. Penurunan ini terjadi karena adanya tarif balasan yang diterapkan oleh China terhadap produk-produk Amerika Serikat yang baru saja dikenakan pungutan oleh Presiden Trump.
Dikutip dari laman Investing, pada hari itu, Dow Jones Industrial Average merosot sebanyak 2.231 poin, yang setara dengan 5,5 persen. Selain itu, indeks S&P 500 juga turun 5,9 persen, dan NASDAQ Composite menyusut 5,8 persen.
Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan pungutan hingga 34 persen pada semua produk asal AS. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tarif yang diberlakukan oleh AS terhadap barang-barang China. Kebijakan ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara.
Kabarnya, keputusan yang diambil oleh Trump ini dapat memicu kekhawatiran di antara mitra dagang lainnya. Mereka khawatir tindakan balas dendam ini akan berujung pada perang dagang, yang dapat merugikan ekonomi global. Perang dagang adalah istilah yang digunakan ketika dua negara saling mengenakan tarif tinggi pada barang-barang satu sama lain, sehingga dapat mengganggu perdagangan internasional.
Para ekonom memperingatkan bahwa jika situasi ini berlanjut, ada kemungkinan terjadinya resesi global, yaitu kondisi di mana ekonomi dunia mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini tentu saja akan berdampak pada banyak negara, termasuk Indonesia.
Situasi ini membuat banyak investor menjadi cemas dan membuat pasar saham terjun bebas. Semua mata kini tertuju pada perkembangan selanjutnya dari hubungan dagang antara AS dan China.
Dengan perkembangan ini, penting bagi kita untuk terus mengikuti berita yang berkaitan dengan ekonomi global agar dapat memahami dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
Dow Jones tarif balasan China perang dagang ekonomi global