Pada momen Lebaran 2025, daya beli masyarakat mengalami pelemahan. Hal ini diungkapkan oleh Roy Nicholas Mandey, Ketua dan Pendiri Affiliation Global Retail Association (AGRA). Menurutnya, meskipun pusat perbelanjaan atau mal terlihat ramai, hanya sedikit pengunjung yang benar-benar berbelanja.
Roy menjelaskan, "Mal tetap ramai, tetapi tidak menggambarkan masyarakat berbelanja. Mereka lebih banyak datang untuk bersilaturahmi, berbuka puasa, kemudian saat lebaran ya berkumpul bersama keluarga." Pernyataan ini menunjukkan bahwa banyak orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman ketimbang berbelanja.
Lebih lanjut, Roy mengungkapkan bahwa banyak pengunjung yang hanya melihat-lihat tanpa melakukan pembelian yang signifikan. Hal ini terlihat dari penurunan ukuran rata-rata jumlah barang atau layanan yang dibeli dalam satu transaksi, yang sering disebut sebagai basket size. Penurunan ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan bahwa minat belanja masyarakat menurun.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Populix juga mendukung pernyataan Roy. Sekitar 55-56 persen penerima Tunjangan Hari Raya (THR) memilih untuk menabung, yang berakibat pada berkurangnya jumlah masyarakat yang berbelanja maupun yang melakukan mudik. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pelaku usaha dan pemerintah.
Dengan kondisi ini, penting bagi semua pihak untuk mencari cara agar daya beli masyarakat dapat meningkat kembali. Momen Lebaran seharusnya menjadi waktu untuk berbagi dan berbelanja, tetapi kenyataannya saat ini, banyak orang lebih memilih untuk menyimpan uang mereka.
Lebaran 2025 daya beli masyarakat AGRA THR