Gaza, 5 April 2025 – Penutupan semua toko roti di Gaza minggu ini menambah kekhawatiran akan terjadinya gelombang kelaparan yang menghancurkan di wilayah yang terjebak dalam pengepungan. Di depan toko-toko roti, kini tergantung tanda bertuliskan ‘tutup sampai pemberitahuan lebih lanjut’. Antrian panjang yang biasanya terlihat kini menghilang.
Toko roti di Gaza bukan hanya tempat untuk membeli roti, tetapi juga merupakan sumber kehidupan bagi rakyat Palestina di tengah perang dan pengepungan yang brutal oleh Israel. Roti merupakan makanan pokok yang dikonsumsi hampir setiap hari dan banyak keluarga bergantung pada toko roti untuk mendapatkan roti harian mereka dengan harga yang disubsidi.
Saat ini, tepung, yang dulunya mudah didapat, kini menjadi barang langka. Program Pangan Dunia (WFP) yang mendukung 18 toko roti di Gaza, melaporkan bahwa persediaan mereka telah habis. Hal ini membuat jumlah penduduk Gaza yang mencapai lebih dari dua juta orang semakin cemas. Bahkan mereka yang mungkin masih memiliki persediaan tepung di rumah, kini kehabisan opsi karena gas yang diperlukan untuk memasak semakin langka.
Banyak orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di utara karena tindakan Israel tidak dapat membawa barang apapun. Sekarang, mereka tinggal di tenda dan tidak mampu membeli makanan dengan harga tinggi di pasar Gaza. Setelah satu hari toko roti ditutup, harga sekarung tepung di pasar sudah berkisar antara 100 hingga 500 shekel (sekitar Rp 400.000 hingga Rp 1.800.000).
Bagi mereka yang masih memiliki tepung, mereka terpaksa memasak di atas api kayu terbuka karena kekurangan gas. Kini, banyak orang di Gaza yang telah mencapai tahap ‘satu kali makan sehari’. Mereka mengandalkan makanan kaleng, nasi, pasta, atau sup untuk bertahan.
Ancaman kelaparan kini bukan lagi sekadar kekhawatiran yang jauh, tetapi menjadi bahaya yang segera mengancam kesehatan banyak warga Palestina. Tanpa tepung, masa depan Gaza menjadi tidak pasti. Di tengah penutupan toko roti dan ancaman kelaparan yang mengintai, Gaza berada di persimpangan jalan, menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bagi rakyat Palestina di Gaza, roti adalah kehidupan, dan tanpa tepung, harapan untuk masa depan semakin memudar.
Gaza penutupan toko roti kelaparan krisis kemanusiaan