Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan rencana tarif yang bertujuan untuk "Menghasilkan Kekayaan bagi Amerika Kembali." Namun, pasar keuangan dunia menunjukkan reaksi yang berbeda. Para investor merasa terkejut dengan besarnya tarif baru yang dikenakan.
Tarif ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang bergantung pada produksi di luar negeri. Salah satu contohnya adalah perusahaan olahraga terkenal, Nike. Nike mempekerjakan lebih dari 450.000 pekerja di 130 pabrik yang ada di Vietnam. Dengan tarif baru yang mencapai 46%, Nike menghadapi tantangan besar. Setelah pengumuman tarif tersebut, saham Nike mengalami penurunan sebesar 7% dalam perdagangan setelah jam kerja.
Dampak tarif ini ternyata lebih terasa di Asia dibandingkan dengan Eropa. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, yang melihat bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan pasar Asia mungkin akan menghadapi kesulitan yang lebih besar.
Reaksi pasar keuangan ini menunjukkan bahwa banyak investor skeptis terhadap janji-janji Trump dan dampak nyata dari kebijakan tarif ini. Para ahli ekonomi memperkirakan bahwa kebijakan ini dapat mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya produksi bagi banyak perusahaan.
Dengan situasi ini, banyak yang bertanya-tanya bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi perekonomian Amerika secara keseluruhan. Apakah kebijakan ini akan benar-benar "membuat Amerika kaya kembali", atau justru akan membawa masalah baru bagi perusahaan-perusahaan yang ada?
Seiring waktu, kita akan melihat bagaimana perusahaan-perusahaan seperti Nike dan lainnya beradaptasi dengan perubahan ini dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi pasar keuangan di masa depan.
Donald Trump tarif perusahaan Amerika Nike pasar keuangan