Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan tarif baru yang sangat tinggi untuk barang-barang yang masuk ke negaranya. Pengumuman ini membuat pasar saham di seluruh dunia jatuh dan nilai dolar AS merosot.
Dalam pengumumannya, Trump menetapkan tarif 10% untuk semua barang yang diimpor, serta tarif yang lebih tinggi untuk negara-negara seperti Jepang, Eropa, Korea Selatan, dan Vietnam. Beberapa barang dari China juga akan mengalami kenaikan harga lebih dari 50%, termasuk produk sehari-hari seperti sikat gigi dan televisi. Tarif baru ini mulai berlaku pada tanggal 5 April untuk tarif 10% dan tarif yang lebih tinggi mulai 9 April.
Setelah pengumuman ini, pasar saham di Amerika Serikat langsung turun tajam. Indeks Dow Jones mengalami penurunan lebih dari 1.100 poin, sementara Nasdaq turun 4% dan S&P 500 meluncur 3%. Selain itu, nilai dolar AS juga turun lebih dari 2% terhadap euro, yen Jepang, dan franc Swiss.
Sebelum pengumuman ini, banyak pemimpin bisnis dan bankir Wall Street menghabiskan waktu untuk memahami dan berusaha mempengaruhi rencana tarif yang terus berubah dari Trump. Mereka sebelumnya berharap bahwa tarif ini hanyalah taktik negosiasi untuk mendapatkan keuntungan dari mitra dagang dan lawan. Namun, kenyataannya ternyata berbeda, dan tarif yang diumumkan justru menjadi kenyataan yang harus dihadapi.
Keputusan ini dikhawatirkan akan membuat banyak produk menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan dari konsumen. Perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Nvidia, Nike, dan General Motors juga merasakan dampak negatif dari kebijakan ini, karena keuntungan mereka terancam berkurang.
Dengan pengumuman ini, dunia bisnis mulai bersiap menghadapi perubahan besar dalam perdagangan internasional dan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap perekonomian global.
Trump tarif pasar saham dolar AS harga barang