Para ahli mengungkapkan bahwa tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidak diharapkan memberikan dampak besar pada ekonomi Turki. Bahkan, langkah ini mungkin dapat membantu Turki memperkuat kemitraan ekonominya dengan Eropa.
Presiden Trump telah memberlakukan berbagai tingkat pajak impor pada negara-negara di seluruh dunia. Untuk Turki, tarif yang dikenakan adalah 10 persen, yang merupakan tarif terendah dibandingkan dengan negara lain.
Timothy Ash, seorang investor lama di Turki dan analis keuangan, menyatakan bahwa Turki telah mendapatkan hasil terbaik dari kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Trump. Ia mengatakan, "Dampak dari tarif ini terhadap Turki akan minimal." Ini menunjukkan bahwa Turki mampu mengelola situasi dengan baik meskipun ada tekanan dari luar.
Selain itu, Ash juga mengemukakan bahwa kemungkinan perang dagang global yang dipicu oleh tarif ini dapat memperlambat ekonomi dunia. Hal ini bisa menyebabkan penurunan harga minyak, yang merupakan perkembangan positif bagi negara-negara yang bergantung pada energi, termasuk Turki yang merupakan importir energi bersih.
Di sisi lain, tarif ini bisa membuat negara-negara Eropa lebih tertarik untuk menjalin kerjasama yang lebih dekat dengan Turki, terutama di bidang produksi pertahanan. Kerjasama ini penting karena dapat meningkatkan kapasitas industri pertahanan Turki.
Sinan Ulgen, seorang anggota senior di lembaga pemikir Carnegie Europe, menambahkan bahwa tarif 39 persen yang diterapkan pada barang-barang Uni Eropa dapat meningkatkan daya saing Turki di pasar barat. Meskipun Turki merupakan bagian dari serikat pabean dengan Uni Eropa, ia tidak wajib untuk meniru tarif balasan yang dikenakan blok tersebut terhadap AS. Hal ini memberikan Turki fleksibilitas dalam kebijakan perdagangannya.
Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan bahwa Turki dapat mengambil keuntungan dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS dan memperkuat posisinya di pasar internasional.
tarif Trump ekonomi Turki Eropa perdagangan