Hungaria telah mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada saat kunjungan resmi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Budapest. Pengumuman ini disampaikan oleh kantor berita resmi Hungaria, MTI, pada hari Kamis.
Kunjungan Netanyahu ke Hungaria ini menjadi sorotan karena ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya pada bulan November lalu. Surat perintah tersebut dikeluarkan karena Netanyahu dituduh melakukan kejahatan perang di Gaza. Berita mengenai hal ini telah dilaporkan oleh media Israel dan Hungaria.
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, menyatakan bahwa dia tidak akan menegakkan surat perintah tersebut. Orban juga mengundang Netanyahu untuk melakukan kunjungan resmi sebagai respons terhadap situasi ini. Hal ini menunjukkan dukungan Hungaria terhadap Israel di tengah ketegangan internasional yang ada.
Hungaria merupakan salah satu negara pertama yang meratifikasi Statuta Roma, yaitu perjanjian yang mendirikan ICC pada tahun 2002. Dengan keputusan ini, Hungaria menjadi negara anggota Uni Eropa pertama yang menarik diri dari perjanjian tersebut. Langkah ini bisa mempengaruhi hubungan diplomatik antara Hungaria dan negara-negara lain di Eropa.
Penarikan diri dari ICC ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen Hungaria terhadap hukum internasional dan perlindungan hak asasi manusia. ICC didirikan untuk mengadili individu yang dituduh melakukan kejahatan berat, termasuk kejahatan perang dan genosida. Keputusan ini akan memengaruhi posisi Hungaria di kancah internasional.
Situasi ini masih berkembang, dan banyak yang menantikan bagaimana langkah selanjutnya dari pemerintah Hungaria dan respons dari komunitas internasional.
Hungaria ICC Netanyahu Orban perang kejahatan