Wehrbeauftragte atau Komisioner Pertahanan Bundestag, Eva Högl, menyampaikan laporan tahunan untuk tahun 2024 yang menunjukkan adanya kekurangan personel yang serius di Bundeswehr, angkatan bersenjata Jerman. Dalam laporan tersebut, Högl mencatat bahwa jumlah posisi yang tidak terisi terus meningkat dan menyentuh angka yang membahayakan.
Menurut Högl, saat ia mulai menjabat pada tahun 2020, sekitar 18 persen dari personel militer dalam jabatan di atas prajurit tingkat dasar tidak terisi. Namun, pada akhir tahun 2024, angka tersebut meningkat menjadi hampir 20 persen. Bahkan, di kalangan prajurit, sekitar 28 persen dari semua posisi tidak terisi pada tahun lalu.
Beberapa faktor yang menyebabkan kekurangan ini termasuk masalah umum dalam perekrutan serta posisi yang kosong akibat pelatihan, cuti melahirkan, sakit, dan izin. Högl memperingatkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, kesiapan operasional angkatan bersenjata bisa terancam, karena hampir satu dari lima personel di tingkat bawah dan lebih dari satu dari empat prajurit tidak hadir.
"Bundeswehr harus sepenuhnya siap untuk bertugas," tegas Högl, mengingat tantangan keamanan baru yang dihadapi Jerman. Dia mencatat bahwa ada beberapa langkah positif yang mulai terlihat, seperti peningkatan anggaran dan persenjataan, serta inisiatif untuk menarik lebih banyak personel dan reformasi struktural untuk fokus pada tugas utama angkatan bersenjata.
Högl menekankan bahwa meskipun ada usaha besar yang telah dilakukan, hasilnya masih belum terlihat secara menyeluruh. Dia membandingkan Bundeswehr dengan sebuah kapal tanker besar yang membutuhkan waktu lama untuk berbelok. "Kita tidak punya waktu untuk itu," ujarnya, mengingat situasi yang mendesak.
Dengan tantangan yang ada, adalah penting bagi Jerman untuk memastikan bahwa angkatan bersenjatanya memiliki cukup personel untuk menjaga keamanan negara dan berkontribusi dalam misi internasional.