Ukraina telah menyatakan dukungannya terhadap usulan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina di Jeddah, Arab Saudi.
Sebagai imbalannya, AS sepakat untuk segera melanjutkan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Kyiv. Hal ini sangat penting bagi Ukraina yang selama ini bergantung pada dukungan luar untuk menghadapi agresi Rusia.
Menurut pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan, AS bertanggung jawab untuk membawa usulan tersebut kepada Rusia agar dapat "diterima dan dilaksanakan." Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak hadir dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan, "Ukraina menyambut baik usulan ini, kami menganggapnya positif, dan kami siap untuk mengambil langkah tersebut."
Dalam pernyataan bersama, kedua negara juga mengumumkan bahwa mereka sedang bekerja menuju kesepakatan komprehensif untuk "mengembangkan sumber daya mineral kritis Ukraina". Tujuannya adalah untuk memperluas ekonomi Ukraina dan menjamin kemakmuran serta keamanan jangka panjangnya.
Selain itu, Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional Trump, mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan mereka, juga dibahas jaminan keamanan jangka panjang untuk Ukraina. Hal ini menunjukkan komitmen AS untuk membantu Ukraina dalam menghadapi tantangan yang ada.
Konsekuensi dari pertemuan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menghentikan bantuan militer dan berbagi intelijen kepada Ukraina setelah pertemuan yang tidak memuaskan dengan Zelenskyy pada 28 Februari. Keputusan ini sebelumnya menyebabkan kekhawatiran di kalangan pejabat Ukraina mengenai masa depan bantuan dari AS.
Dengan dukungan baru dari AS, Ukraina berharap dapat memperkuat posisinya dan mendorong perdamaian yang lebih stabil di kawasan.