Menurut kementerian kesehatan Palestina, setidaknya 97 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel dan serangan pemukim di Tepi Barat yang diduduki pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, terdapat 16 anak di bawah umur dan tiga perempuan.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan oleh militer Israel dan pemukim telah meningkat secara signifikan. Akibatnya, sekitar 930 warga Palestina tewas, 7.000 terluka, dan 14.500 ditangkap.
Di samping itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari 40.000 warga Palestina telah menjadi pengungsi sejak militer Israel melancarkan serangan besar-besaran di Tepi Barat pada bulan Januari lalu.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan bahwa 40.000 warga Palestina yang dipaksa keluar dari kamp pengungsi Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams tidak akan diizinkan untuk kembali.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (Unrwa) menyatakan bahwa serangan ini telah menyebabkan "pengungsian populasi terbesar sejak perang 1967." Kejadian ini menunjukkan betapa parahnya situasi di wilayah tersebut dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari warga Palestina.
Kondisi ini terus menjadi perhatian dunia, dan banyak pihak berharap akan ada solusi damai untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini.