Menurut laporan dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Ukraina telah menjadi negara dengan pengiriman senjata tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Laporan ini menunjukkan bahwa impor senjata Ukraina meningkat hampir seratus kali lipat dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.
Periode waktu yang dimaksud adalah antara tahun 2020 hingga 2024. Ukraina kini menyuplai 8,8 persen dari total volume global untuk impor senjata berat. Senjata berat ini termasuk tank, pesawat tempur, dan kapal selam.
Di urutan kedua setelah Ukraina, terdapat India dengan 8,3 persen, diikuti oleh Katar dan Arab Saudi masing-masing dengan 6,8 persen, serta Pakistan dengan 4,6 persen. Sementara itu, Jerman berada di posisi ke-33 dalam hal impor senjata, tetapi dikenal sebagai salah satu dari lima negara penyedia senjata terbesar di dunia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, setidaknya 35 negara telah mengirimkan senjata ke Ukraina, kebanyakan dalam bentuk bantuan militer. Negara penyuplai terbesar adalah Amerika Serikat, yang menyuplai 45 persen dari total bantuan militer, diikuti oleh Jerman dengan 12 persen dan Polandia dengan 11 persen.
Namun, baru-baru ini, pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump telah menghentikan sementara bantuan militer untuk Ukraina. Keputusan ini dapat mempengaruhi situasi di Ukraina yang sedang menghadapi serangan dari Rusia.
Dengan meningkatnya pengiriman senjata, Ukraina terus berjuang untuk mempertahankan diri dan melindungi kedaulatannya di tengah konflik yang berkepanjangan ini.