Elon Musk, pengusaha terkaya di dunia, mengklaim bahwa platform sosialnya, X, menjadi korban dari serangan siber yang besar. Dalam sebuah postingan di X pada hari Senin, 10 Maret 2025, Musk menyebutkan bahwa serangan ini dilakukan dengan sumber daya yang besar. "Kami diserang setiap hari, tetapi ini dilakukan oleh kelompok besar yang terkoordinasi dan/atau negara," tulis Musk pada pukul 1:25 siang waktu setempat.
Menurut laporan dari Downdetector, sebuah situs pelacak gangguan internet, platform X mengalami masalah akses di seluruh dunia. Laporan mengenai masalah ini mulai muncul pada pagi hari, dengan pengguna di Asia, Eropa, dan Amerika Utara melaporkan kesulitan untuk mengakses platform tersebut. Pada puncaknya, lebih dari 40.000 orang melaporkan adanya gangguan.
Musk membeli platform X pada tahun 2022 dan saat ini menjabat sebagai penasihat senior untuk Presiden Donald Trump, serta memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Sejak menjabat, Musk telah memecat ribuan pegawai pemerintah federal sebagai bagian dari upayanya untuk memangkas jumlah pegawai dan membekukan triliunan dolar dalam dana federal.
Tidak hanya X yang menjadi sorotan, bisnis lain yang dimiliki Musk juga mengalami backlash. Dealer mobil dari perusahaan Tesla yang dimilikinya telah menjadi target protes yang berkelanjutan dalam beberapa minggu terakhir.
Pada hari Senin, saham Tesla jatuh hingga 12% dalam perdagangan siang hari, yang menghapus keuntungan yang didapat sejak pemilihan Trump pada November 2024.