Breaking News
Hungaria Larang Pawai Pride, Banyak yang Marah     Inspirasi dari Perjuangan: Usaha Lebih Penting dari Hasil     Kapten Jay Idzes Siap Pimpin Timnas Indonesia Hadapi Australia     Proyek Tanggul Laut Raksasa di Jawa Dilanjutkan     DPR RI Setujui RUU TNI Menjadi Undang-Undang    

Penangkapan Aktivis Palestina di New York Memicu Protes

Pada akhir pekan lalu, seorang aktivis Palestina yang terkenal, Mahmoud Khalil, ditangkap di rumahnya di New York City. Penangkapan ini menandai perubahan sikap Universitas Columbia dari sekadar mendukung menjadi kolaborator dengan kebijakan Donald Trump, menurut peringatan dari aktivis mahasiswa.

Universitas-universitas di Amerika, termasuk Columbia, telah menghadapi tuduhan karena dianggap mendukung kelompok yang dianggap "antisemit" dan "pro-Hamas". Ini adalah istilah yang digunakan untuk menyebut para pengunjuk rasa pro-Palestina yang menyerukan penghentian apa yang disebut sebagai "genosida" di Gaza. Sementara itu, beberapa universitas telah mengambil tindakan tegas terhadap para pengunjuk rasa, termasuk menangguhkan mahasiswa dan dosen yang menolak untuk menghentikan tuntutan mereka.

Penangkapan Khalil terjadi hanya beberapa hari setelah polisi New York terlihat menyeret mahasiswa keluar dari sebuah aksi duduk di Barnard College, Columbia. Para mahasiswa tersebut memprotes pengusulan tiga mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi pada tahun 2024.

Mahmoud Khalil lulus dengan gelar magister dari Sekolah Urusan Internasional dan Publik Columbia pada bulan Desember lalu. Ia merupakan salah satu negosiator utama bagi mahasiswa selama kampanye mendukung Palestina di musim semi tahun 2024.

Menurut kesaksian saksi, beberapa agen Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) menangkap Khalil pada malam hari di hadapan istrinya yang sedang hamil, di pintu masuk gedung apartemen milik universitas tempat mereka tinggal di New York. Khalil awalnya diberitahu bahwa visa studinya dicabut.

Namun, ketika agen diberitahu oleh pengacaranya bahwa Khalil adalah pemegang kartu hijau dan penduduk tetap di AS, agen tersebut mengatakan bahwa mereka juga mencabut kartu hijau Khalil.

Tanggapan dari komunitas universitas dan kelompok aktivis langsung muncul. Beberapa kelompok, mulai dari Jewish Voice for Peace (JVP) hingga American-Arab Anti Discrimination Committee (ADC), telah mengeluarkan pernyataan mengecam penangkapan ini dan menyerukan pembebasan Khalil.

library_books Middleeasteye