Breaking News
Hungaria Larang Pawai Pride, Banyak yang Marah     Inspirasi dari Perjuangan: Usaha Lebih Penting dari Hasil     Kapten Jay Idzes Siap Pimpin Timnas Indonesia Hadapi Australia     Proyek Tanggul Laut Raksasa di Jawa Dilanjutkan     DPR RI Setujui RUU TNI Menjadi Undang-Undang    

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara Manila

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, ditangkap di Bandara Manila pada hari Selasa setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terkait dengan "perang melawan narkoba" yang dilakukannya. Surat perintah ini menyatakan bahwa Duterte menghadapi tuduhan "kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan".

Duterte sedang dalam perjalanan pulang dari Hong Kong, di mana ia menyatakan bahwa ia sudah siap untuk ditangkap. Selama masa kepresidenannya dari tahun 2016 hingga 2022, Duterte melakukan tindakan keras yang brutal terhadap penyalahgunaan narkoba yang mengakibatkan ribuan orang tewas. "Perang melawan narkoba" ini merupakan janji kampanye utama yang membawanya menjadi presiden.

Menurut polisi, sekitar 6.200 orang yang diduga terlibat narkoba tewas dalam operasi anti-narkoba. Namun, para aktivis berpendapat bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. Selama menjabat, Duterte juga menarik Filipina keluar dari ICC, yang sebelumnya telah memulai penyelidikan mengenai pembunuhan di luar hukum.

Pada tahun 2022, Ferdinand Marcos Jr. menggantikan Duterte sebagai presiden. Marcos terlibat dalam perselisihan politik yang pahit dengan mantan presiden dan putrinya, Sara Duterte. Meskipun demikian, pemerintah Marcos memutuskan untuk tidak bergabung kembali dengan ICC. Namun, mereka menyatakan akan bekerja sama jika ICC meminta polisi internasional untuk menangkap Duterte melalui Red Notice, yaitu permintaan kepada lembaga penegak hukum di seluruh dunia untuk menemukan dan menahan sementara seorang tersangka kejahatan.

Pengacara mantan presiden, Salvador Panelo, menyatakan bahwa penangkapan ini tidak sah. Penangkapan Duterte ini menjadi berita hangat di Filipina dan dunia internasional, mengingat dampak besar dari kebijakan "perang melawan narkoba" yang telah menimbulkan banyak kontroversi.

Foto oleh Bullit Marquez/AP Photo/picture alliance

library_books Dwnews