Seorang penjual gorengan berusia 18 tahun yang bernama N ditemukan meninggal dunia dalam keadaan terkubur tanpa busana di Kayu Tanam, Pariaman, Sumatera Barat. N diduga menjadi korban pembunuhan berencana oleh seorang pria bernama Indra. Kasus ini mengungkapkan kekhawatiran yang semakin mendalam tentang fenomena femisida, yaitu pembunuhan terhadap perempuan yang didasarkan pada identitas gender mereka.
Femisida merupakan masalah serius yang terjadi di banyak tempat, termasuk Indonesia. Dalam banyak kasus femisida, kekerasan yang dialami korban sering kali berasal dari orang-orang terdekat mereka, seperti suami, anggota keluarga, teman, atau pasangan. Kekerasan ini bisa beragam, mulai dari penganiayaan berat dengan senjata tajam hingga penyiraman air keras. Beberapa contoh kasus lain yang mirip terjadi di daerah seperti Sukabumi, Bekasi, Bandung, dan Aceh, di mana perempuan menjadi korban kekerasan yang sangat menyakitkan.
Dalam menanggapi kasus-kasus femisida, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan layanan perlindungan untuk para korban. LPSK berkomitmen untuk memenuhi hak-hak prosedural korban, memberikan bantuan medis, bantuan psikologis, serta penilaian ganti rugi atau restitusi. Ini penting agar korban dan keluarga mereka mendapatkan keadilan dan perlindungan yang layak.
Kejadian tragis ini membuat masyarakat semakin waspada terhadap kekerasan berbasis gender. Penting bagi kita semua untuk lebih peka terhadap isu-isu ini dan mendukung upaya-upaya perlindungan serta penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban kekerasan dan pembunuhan hanya karena identitas mereka.