Seorang influencer muda baru-baru ini menarik perhatian publik setelah mengunggah video di Instagram yang sudah ditonton sebanyak 27 juta kali. Dalam video tersebut, seorang wanita muda menunjukkan "outfit of the day" yang dikenakannya untuk pergi ke gereja, sekaligus menyembunyikan sebuah senjata. Penampilannya yang modis, lengkap dengan kacamata hitam dan kopi latte dingin dengan susu mentah, tampaknya seperti apa yang biasa dibagikan oleh influencer pada umumnya.
Namun, di balik postingan tersebut, ada nuansa politik yang kuat. Meskipun tampaknya terlihat seperti konten biasa yang berkaitan dengan kecantikan, mode, dan gaya hidup, banyak dari konten ini dipengaruhi oleh sikap politik yang lebih condong ke arah Partai Republik. Para pembuat konten sering kali menghindari topik politik dalam unggahan mereka, tetapi kini banyak yang merasa didorong untuk mengekspresikan pandangan politik mereka, terutama setelah dorongan yang diberikan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Sejumlah influencer mengklaim bahwa mereka sering kali mengalami penolakan dari rekan-rekan mereka, tidak mendapatkan kesepakatan dengan merek, atau bahkan mengalami penurunan jangkauan konten mereka setelah mengungkapkan pilihan politik mereka. Mereka merasa bahwa ada tekanan untuk tetap berada dalam batasan tertentu dalam hal mengekspresikan pandangan politik yang mungkin tidak sejalan dengan arus utama.
Dengan munculnya platform-platform sosial sebagai sarana untuk berdiskusi dan menyebarkan informasi, banyak influencer yang kini menggunakan kekuatan media sosial mereka untuk menyampaikan pesan-pesan politik. Ini menunjukkan bahwa dunia media sosial tidak hanya tentang kecantikan dan gaya hidup, tetapi juga bisa menjadi arena untuk berdiskusi tentang isu-isu yang lebih besar.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa setiap postingan bisa memiliki makna yang lebih dalam, dan para influencer ini kini berusaha untuk memperjuangkan suara mereka di tengah keterasingan yang mereka rasakan. Mereka ingin agar pandangan dan pengalaman mereka didengar, tidak hanya sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar.
Dengan cara ini, influencer muda ini mencoba untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap konten yang mereka bagikan. Mereka ingin membuktikan bahwa media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk menyuarakan pendapat dan memperjuangkan keyakinan politik mereka, sekaligus tetap menarik perhatian publik dengan konten yang menarik.