Roket terbesar yang pernah dibangun, Starship, kembali gagal dalam uji coba kedelapan yang berlangsung baru-baru ini. Perusahaan luar angkasa SpaceX mengumumkan bahwa saat peluncuran, Starship mengalami kerusakan yang tidak terduga dan kehilangan kontak.
Peluncuran ini dilakukan dari Texas, tepat sebelum matahari terbenam. Roket yang memiliki panjang 123 meter ini berhasil mencapai ketinggian hampir 150 kilometer sebelum akhirnya jatuh. Namun, lokasi jatuhnya roket ini belum diketahui hingga saat ini.
Meskipun mengalami kegagalan, ada satu hal positif dari uji coba ini. Roket bagian bawah berhasil ditangkap kembali oleh lengan penggenggam di menara peluncuran. Ini merupakan prestasi yang juga terjadi pada uji coba sebelumnya. "Sayangnya, hal ini juga terjadi pada uji coba terakhir, jadi kami kini memiliki sedikit pengalaman dalam hal ini," ujar Dan Huot, komentator SpaceX, dari lokasi peluncuran.
Sebelumnya, pada bulan Januari, uji coba Starship juga mengalami kegagalan. Saat itu, pesawat luar angkasa meledak tidak lama setelah diluncurkan.
Starship terdiri dari dua bagian yang terpisah setelah peluncuran. Bagian pertama adalah booster yang disebut "Super Heavy", yang memiliki panjang sekitar 70 meter, dan bagian kedua adalah bagian atas yang juga disebut "Starship" dengan panjang sekitar 50 meter. Secara keseluruhan, sistem ini lebih besar daripada Patung Liberty di New York.
Kedua bagian ini dirancang agar dapat digunakan kembali setelah kembali ke Bumi, yang merupakan salah satu tujuan utama dari pengembangan teknologi roket oleh SpaceX.