Andrew Cuomo, mantan gubernur New York, kembali menjadi sorotan publik setelah mengumumkan pencalonannya sebagai wali kota New York City. Tiga tahun lalu, karier publiknya dianggap telah berakhir ketika ia mengundurkan diri pada tahun 2021 di tengah berbagai tuduhan pelecehan seksual yang dibantahnya.
Dalam pengumuman terbarunya, Cuomo menyatakan bahwa New York City sedang dalam "krisis" dan memerlukan penyelamatan. Ia bertekad untuk membawa perubahan dan memperbaiki keadaan kota yang telah terpuruk.
Sebelum resmi mencalonkan diri, survei menunjukkan bahwa Cuomo memiliki keunggulan dua digit dibandingkan pesaingnya yang kemungkinan akan ikut dalam pemilihan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak warga New York yang masih mendukungnya meskipun isu-isu yang mendera namanya.
Namun, calon yang memiliki banyak catatan negatif sering kali mengalami kesulitan dalam pemilihan dengan sistem suara pilihan. Meskipun survei menunjukkan hasil yang positif untuk Cuomo, tantangan besar masih menghadang.
Di sisi lain, Eric Adams, wali kota saat ini, mengalami penurunan popularitas yang cukup signifikan. Situasi ini tentunya mempengaruhi kondisi kota yang masih berjuang pulih pasca pandemi Covid-19 yang telah menghancurkan populasi dan ekonomi New York dalam lima tahun terakhir.
Cuomo kini berusaha untuk memanfaatkan ketidakpuasan terhadap Adams dan menjadikan dirinya sebagai solusi bagi masalah yang dihadapi kota. Namun, seberapa jauh ia dapat mempertahankan dukungan ini menjelang pemilihan mendatang masih menjadi tanda tanya.
Dengan berbagai dinamika yang terjadi, pemilihan wali kota New York ini akan menjadi salah satu yang paling menarik untuk diikuti dalam waktu dekat.