Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengusulkan rencana sebesar €800 miliar untuk memperkuat industri pertahanan di Eropa dan meningkatkan kemampuan militer. Rencana ini dikenal dengan nama "ReArm Europe". Von der Leyen menyatakan, "Kita berada di era perombakan kembali kekuatan militer, dan Eropa siap untuk secara besar-besaran meningkatkan pengeluaran pertahanannya."
Pengumuman ini muncul setelah Washington menghentikan semua bantuan militer kepada Ukraina. Hal ini terjadi beberapa hari setelah Presiden AS, Donald Trump, terlibat konflik dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Gedung Putih.
Von der Leyen menguraikan rencana lima poin ini pada saat yang sangat penting untuk masa depan keamanan Eropa. Salah satu poin dalam rencana tersebut adalah usulan untuk menangguhkan aturan anggaran yang ketat, agar negara-negara anggota dapat meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka "tanpa memicu prosedur defisit yang berlebihan."
Dia menjelaskan bahwa mekanisme tersebut dirancang untuk memastikan stabilitas keuangan publik. Jika suatu negara melanggar ambang batas defisit sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), maka pemerintah diharuskan menurunkan tingkat defisit mereka. "Jadi, jika negara-negara anggota meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka rata-rata sebesar 1,5% dari PDB, ini dapat menciptakan ruang fiskal hampir €650 miliar dalam periode empat tahun," ujar Von der Leyen kepada wartawan.
Sebagai bagian dari rencana ini, Komisi Eropa juga akan menyediakan pinjaman sebesar €150 miliar kepada pemerintah Uni Eropa untuk kebutuhan pertahanan. Rencana ini menunjukkan komitmen Eropa untuk menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Ursula von der Leyen Rencana Pertahanan Eropa Anggaran Militer