Dalam beberapa waktu terakhir, pengawasan terhadap karyawan di tempat kerja semakin menjadi perhatian. Setelah sebelumnya banyak dibahas tentang sistem pengawasan yang diterapkan di gudang, kini metode serupa mulai merambah ke lingkungan kantor. Hal ini terjadi seiring dengan kembalinya jutaan pekerja ke kantor setelah pandemi.
Pengawasan ini tidak hanya sekadar mencatat kehadiran, tetapi juga menggunakan teknologi canggih untuk memantau produktivitas karyawan. Beberapa perusahaan kini menggunakan perangkat lunak yang dapat melacak aktivitas online, seperti aplikasi yang digunakan, waktu yang dihabiskan di setiap aplikasi, bahkan hingga pengawasan kamera di area kerja.
Satu pembaca WIRED memberikan pendapatnya tentang fenomena ini. Ia merasa bahwa meskipun pengawasan dapat membantu meningkatkan produktivitas, ada sisi negatifnya yang perlu diperhatikan, yaitu privasi karyawan. "Karyawan harus merasa nyaman dalam bekerja, dan pengawasan yang berlebihan justru bisa membuat mereka merasa tertekan," ungkapnya.
Sementara itu, beberapa perusahaan berpendapat bahwa dengan adanya pengawasan, mereka dapat lebih mudah mengidentifikasi masalah dan meningkatkan efisiensi kerja. Namun, pertanyaan besar muncul: Apakah langkah ini benar-benar perlu? Atau justru akan menciptakan budaya kerja yang tidak sehat?
Penting untuk diingat bahwa setiap kebijakan pengawasan harus seimbang antara kebutuhan perusahaan dan hak privasi karyawan. Diskusi mengenai hal ini semakin relevan di tengah perubahan cara kita bekerja dan berinteraksi di tempat kerja. Apakah kamu setuju dengan pengawasan ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!