Breaking News
Presiden AS dan Ukraina Bahas Energi Nuklir dalam Pembicaraan Telepon     Kutipan Inspiratif dari Gus Dur untuk Bangkit dari Kekecewaan     Ladang Ganja Ditemukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru     Serangan Besar-Besaran Israel ke Gaza dan Tepi Barat     Israel Serang Jalur Gaza, Hamas Sebut Pelanggaran Gencatan Senjata    

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jatuh pada Bulan Ramadan

Tiga bulan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, Soekarno melakukan sowan atau kunjungan kepada dua ulama besar, yaitu Kiai Hasyim Asy’ari dari Nahdlatul Ulama (NU) dan KH. Abdoel Moekti dari Muhammadiyah. Dalam pertemuan tersebut, kedua ulama memberikan masukan penting kepada Soekarno mengenai waktu pelaksanaan proklamasi. Mereka menyarankan agar proklamasi dilakukan pada hari Jumat di bulan Ramadan, yang dianggap sebagai waktu yang sakral.

Pada tanggal 9 Ramadan 1364 H, yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945, Soekarno, meskipun dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, berdiri di teras rumahnya yang terletak di Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Tepat pada pukul 10.00 WIB, ia membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dengan suara yang lantang dan penuh semangat. Momen ini menjadi salah satu titik balik dalam sejarah Indonesia, yang menandai dimulainya kemerdekaan dari penjajahan.

Proklamasi kemerdekaan ini tidak hanya sekadar pengumuman, tetapi juga memiliki makna yang mendalam, terutama karena jatuh pada bulan Ramadan. Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan suci bagi umat Islam, di mana banyak orang berpuasa dan berdoa. Dengan memilih tanggal tersebut, Soekarno dan para ulama ingin memberikan makna spiritual dan religius pada perjalanan bangsa Indonesia.

Peristiwa ini menjadi simbol harapan dan semangat juang rakyat Indonesia untuk menggapai kemerdekaan. Sehingga, hingga saat ini, proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Soekarno tetap dikenang dan diperingati setiap tahun sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

library_books Pdiperjuangan