Jakarta - Jurnalis Lynne Peeples melakukan eksperimen menarik dengan hidup tanpa cahaya selama sepuluh hari. Tujuannya adalah untuk lebih memahami ritme tubuhnya sendiri. Dalam eksperimen ini, ia menjauhkan diri dari semua sinyal yang biasanya membantu tubuh mengetahui waktu.
Peeples menghindari cahaya dari matahari dan listrik, serta menyingkirkan jam, sebagian besar layar, dan interaksi dengan orang lain. Ia juga mengenakan alat yang memantau suhu tubuh, kadar glukosa, tidur, dan denyut jantungnya, sambil berusaha menjalani kehidupannya seperti biasa.
Selama periode ini, Peeples mencoba berbagai cara untuk mengisi waktu. Ia bermain juggling, memainkan harmonika, dan membaca buku di Kindle. Selain itu, ia mendokumentasikan semua pengalamannya dengan menggunakan mesin ketik.
Eksperimen ini memberikan banyak pembelajaran baru tentang bagaimana tubuh manusia merespons kurangnya sinyal eksternal. Dengan memisahkan diri dari semua sumber cahaya dan pengganggu, Peeples berharap dapat menemukan lebih banyak tentang bagaimana ritme sirkadian, yang merupakan jam biologis tubuh, berfungsi.
"Pengalaman ini benar-benar membuka mata saya tentang pentingnya cahaya dan waktu dalam hidup kita," kata Peeples. "Saya belajar bahwa tubuh kita memiliki cara tersendiri untuk memahami waktu, yang kadang-kadang kita abaikan."
Peeples berharap, dengan pembelajaran ini, orang bisa lebih memahami pentingnya tidur dan ritme tubuh untuk kesehatan secara keseluruhan. Jika ingin tahu lebih banyak tentang apa yang ia temukan selama eksperimen ini, tunggu berita lebih lanjut di akun sosial medianya.