Breaking News
Wali Kota Istanbul Ditangkap Usai Pencabutan Ijazah     Kecurangan Baru di SPBU: BBM Dikurangi dengan Aplikasi     Anies Baswedan Berduka, Kucing Peliharaannya Lego Meninggal     Serangan Udara Israel Tewaskan Pekerja PBB di Gaza     Patrick Kluivert Siapkan Perubahan Jelang Pertandingan Melawan Australia    

Dokumenter No Other Land Tampilkan Kemanusiaan Dalam Konflik Palestina

Film dokumenter berjudul No Other Land berhasil menggambarkan kesulitan yang dialami oleh masyarakat Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Namun, film ini juga menunjukkan pandangan masyarakat Israel yang menganggap penindasan terhadap Palestina sebagai hal yang wajar.

Dalam film ini, tentara Israel dan pihak berwenang digambarkan sebagai "musuh". Meskipun begitu, film ini belum cukup berani untuk menjelaskan akar masalahnya, yaitu masyarakat yang umumnya mendukung tindakan okupasi.

Basel Adra, seorang Palestina, mewakili banyak orang di Tepi Barat. Sebaliknya, Yuval Abraham, seorang Israel, adalah sosok yang unik. Dalam pandangannya, ada kenyataan yang tidak nyaman: ia tahu bahwa suaranya memiliki lebih banyak bobot dibandingkan suara Adra.

Beberapa orang berpendapat bahwa No Other Land bisa saja diceritakan tanpa menyertakan Abraham, tetapi apakah film ini bisa mencapai popularitas seperti sekarang tanpa kehadirannya?

Abraham merasa kecewa dengan kurangnya kemajuan dari aktivitas mereka. Ia berasumsi bahwa identitasnya sebagai seorang Yahudi-Israel dapat mengatasi berbagai rintangan yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Namun, rintangan tersebut sering kali berujung pada kematian.

Walaupun niat baik Abraham terlihat, hal ini menjadi pengingat bagi Adra bahwa Abraham tidak akan pernah sepenuhnya memahami perjuangan yang diperlukan untuk melawan okupasi Israel di Palestina. Jika rakyat Palestina hanya mengandalkan "kemenangan" untuk tetap bertahan di tanah mereka, maka mungkin tidak akan ada lagi orang Palestina yang tersisa di Tepi Barat.

Untuk merasakan kebanggaan dalam mendukung perjuangan Palestina, kita juga harus merasakan kehilangan yang terus menerus menyertainya. Kita harus menerima kenyataan bahwa kita, pada dasarnya, adalah "pecundang" dalam perjuangan ini.

library_books Middleeasteye