Pulau Nyangai, sebuah pulau kecil di lepas pantai Sierra Leone, mengalami penyusutan yang signifikan. Dari ukuran sekitar 700 meter panjangnya sepuluh tahun lalu, kini pulau ini hanya tersisa sekitar 90 meter. Banyak pohon mangga dan kelapa yang tumbuh di pulau ini telah hilang akibat terjangan gelombang laut.
Penduduk pulau Nyangai tinggal dalam kelompok rumah yang rapat, namun rumah-rumah mereka seringkali terendam air. Meskipun demikian, mereka tetap ingin tinggal di sana. "Kami tidak bisa meninggalkan tanah ini," kata Melvin Kargbo, seorang penduduk setempat. "Saya tidak berpikir ada kehidupan yang lebih baik untuk kami di tempat lain."
Namun, kenyataannya adalah mereka mungkin akan terpaksa mencari tempat baru. Diperkirakan dalam waktu sekitar 15 tahun, pulau Nyangai akan sepenuhnya tenggelam. Dan bukan hanya Nyangai yang menghadapi ancaman ini.
Di Afrika, kontribusi terhadap emisi karbon dioksida global sejak revolusi industri hanya sekitar 3%. Namun, benua ini akan terkena dampak yang lebih parah dibandingkan daerah lain akibat pemanasan iklim.
Karena tidak memiliki kekuatan untuk mengurangi pemanasan, adaptasi menjadi satu-satunya pilihan. Sayangnya, dana untuk melakukan adaptasi sangat terbatas. Negara-negara kaya yang mengurangi bantuan luar negeri akan membuat situasi ini semakin sulit bagi penduduk yang sudah terancam oleh perubahan iklim.