Pada hari yang penuh ketegangan di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat dalam pertengkaran yang sengit. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, berkomentar bahwa Trump menunjukkan "pengendalian diri" yang luar biasa dengan tidak memukul Zelensky selama perdebatan tersebut.
Zakharova juga menyebutkan bahwa Zelensky "menggigit tangan yang memberi makan". Komentar ini muncul setelah Trump mengungkapkan bahwa Ukraina perlu melakukan "kompromi" dalam mencapai gencatan senjata dengan Rusia, yang telah menguasai sebagian wilayah Ukraina. Di sisi lain, Zelensky menegaskan bahwa tidak ada kompromi yang bisa dilakukan dengan "pembunuh di tanah kami".
Ketegangan semakin meningkat ketika Wakil Presiden J.D. Vance dengan marah menginterupsi Zelensky, menyebutnya sebagai "tidak menghormati" setelah Zelensky mengingatkan bahwa upaya perdamaian sebelumnya tidak berhasil menghentikan agresi Rusia.
Situasi ini memuncak ketika Trump dan Vance mulai membentak pemimpin Ukraina tersebut di hadapan media internasional. Pertengkaran ini menyoroti perbedaan pandangan yang tajam antara pemimpin kedua negara mengenai cara terbaik untuk menangani konflik yang berkepanjangan ini.
Kejadian ini menciptakan berita utama di seluruh dunia, menunjukkan bagaimana ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi hubungan antar negara. Pertengkaran tersebut bukan hanya sekedar diskusi biasa, tetapi mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam upaya mencapai perdamaian di wilayah yang dilanda konflik ini.