Beberapa pengamat politik percaya bahwa pendekatan Donald Trump terhadap Rusia dipengaruhi oleh strategi untuk mengurangi pengaruh China. Teori ini menyebut tindakan Trump sebagai "reverse Kissinger", terinspirasi dari langkah yang diambil oleh Henry Kissinger dan Richard Nixon pada tahun 1970-an ketika mereka membuka jalur komunikasi dengan China. Pada masa itu, China beralih kepada Barat untuk modernisasi, bukan kepada Uni Soviet.
Teori ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa China merupakan rival terbesar Amerika Serikat saat ini. Dalam pandangan para pendukung Trump, mendekati Rusia dapat menjadi cara untuk memecah aliansi antara Rusia dan China. Namun, banyak yang berpendapat bahwa ini merupakan pemahaman yang salah terhadap sejarah dan situasi saat ini.
Mereka berargumen bahwa kebijakan luar negeri yang didasarkan pada asumsi yang tidak tepat dapat mengarah pada kesalahan strategis. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa hubungan internasional sangat kompleks dan tidak dapat disederhanakan menjadi strategi yang terlalu ambisius.
Dengan melihat kembali sejarah, banyak yang mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Kissinger dan Nixon tidak dapat dibandingkan dengan situasi saat ini. Mengandalkan teori-teori yang kurang tepat dapat membahayakan posisi Amerika di panggung dunia.
Dengan ini, para ahli mendorong untuk melakukan analisis yang lebih dalam dan jujur mengenai kebijakan luar negeri, agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama di masa depan.