Breaking News
Ketenangan Kunci Mengatasi Kegelisahan     Mendag Minta Masyarakat Laporkan Beras Tidak Sesuai Takaran     Kiper Bahrain Optimis Hadapi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026     Keluarga Mat Solar dan Muhammad Idris Berdamai dalam Sengketa Tanah     Lebih dari 50.000 Warga Palestina Tewas Selama Konflik di Gaza    

Pernyataan Barack Obama tentang Toleransi Beragama dan Palestina

Pada bulan Juni 2009, Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan pidato di Universitas Kairo, Mesir. Dalam pidatonya, ia tidak hanya berbicara kepada audiens lokal, tetapi juga kepada seluruh "Dunia Muslim". Obama menekankan pentingnya toleransi beragama dan berjanji untuk mengakhiri diskriminasi yang dialami oleh Muslim Amerika setelah peristiwa 9/11.

Namun, di tengah seruan untuk toleransi, ia juga memberikan pembenaran terhadap kampanye militer Amerika yang sedang berlangsung di Afghanistan dan Pakistan. Selama masa kepresidenannya, tidak hanya Muslim non-Amerika yang menjadi korban, tetapi juga warga Muslim Amerika yang tidak berkulit putih. Obama menghadapi kritik karena kebijakan ini yang dinilai bertentangan dengan seruannya untuk toleransi.

Selain itu, Obama juga berusaha memberikan justifikasi teologis untuk kebijakan yang didukung Amerika, yaitu upaya mencapai "perdamaian" antara Palestina dan Israel. Menurutnya, "Tanah Suci dari tiga agama besar adalah tempat damai yang dimaksudkan Tuhan; ketika Yerusalem menjadi rumah yang aman dan abadi bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim, serta tempat bagi semua anak Abraham untuk hidup berdampingan secara damai."

Pernyataan ini dianggap mencerminkan pandangan Zionis, di mana penguasa Yahudi di Palestina dianggap tidak perlu untuk bersikap toleran. Obama berargumen bahwa penolakan terhadap mereka bukan karena mereka adalah penjajah, tetapi hanya karena mereka adalah orang Yahudi. Dengan demikian, ia menyerukan toleransi Muslim dan perdamaian antaragama, bukan penghentian kolonialisme pemukim Yahudi.

Sejak Revolusi Iran, Islamofobia telah berkembang dan mencakup semua Muslim di seluruh dunia. Mirip dengan Islamofobia pada masa Perang Salib yang menargetkan semua Muslim, termasuk Turki dan Arab, saat ini Islamofobia mengikuti pola yang serupa. Palestina sering kali dianggap sebagai bagian terburuk dari umat Muslim dan menduduki posisi sentral dalam masalah ini.

Pernyataan ini menjadi sorotan dalam opini yang ditulis oleh Joseph Massad, yang menegaskan bahwa pandangan-pandangan yang diungkapkan dalam artikel tersebut adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan editorial dari Middle East Eye.

library_books Middleeasteye