Amazon baru-baru ini memperbarui pedoman bagi perekrut internalnya, yang menyatakan bahwa pelamar kerja bisa didiskualifikasi jika mereka menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) selama proses wawancara.
Menurut pedoman tersebut, yang diperoleh oleh Business Insider, Amazon beranggapan bahwa penggunaan alat AI dalam wawancara memberikan keuntungan yang tidak adil bagi kandidat. Hal ini dapat menghalangi perusahaan dalam menilai keterampilan dan pengalaman kandidat secara otentik.
Dalam pedoman tersebut, Amazon menekankan pentingnya proses rekrutmen yang adil dan transparan. "Untuk memastikan proses rekrutmen yang adil, mohon untuk tidak menggunakan alat GenAI selama wawancara kecuali diizinkan secara eksplisit," tulis pedoman itu. Jika pelamar melanggar aturan ini, mereka berisiko didiskualifikasi dari proses rekrutmen.
Keputusan ini menunjukkan komitmen Amazon untuk menjaga integritas dalam proses seleksi karyawan. Dengan semakin banyaknya alat AI yang tersedia, perusahaan berusaha memastikan bahwa evaluasi terhadap pelamar dilakukan berdasarkan kemampuan dan pengalaman nyata mereka, bukan berdasarkan bantuan teknologi.
Penting bagi pelamar untuk memahami pedoman ini agar tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar seperti Amazon. Menggunakan alat AI dapat memberikan kesan bahwa seorang kandidat tidak percaya diri dengan kemampuan pribadinya.
Dengan langkah ini, Amazon berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil bagi semua kandidat. Hal ini juga bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menentukan bagaimana mereka akan menanggapi penggunaan teknologi dalam proses rekrutmen di masa depan.