Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku bahwa hubungannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, "mungkin sedikit tegang" selama negosiasi untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Pernyataan ini disampaikan pada hari Kamis, sebelum Zelenskyy melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk menandatangani kesepakatan mineral.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa negosiasi tersebut tidak selalu berjalan mulus. "Kami berbicara banyak tentang berbagai hal, dan terkadang bisa saja terjadi ketegangan," ujarnya. Meskipun demikian, Trump mengabaikan pertanyaan mengenai apakah ia masih menganggap Zelenskyy sebagai seorang "diktator."
Ketika ditanya tentang pernyataannya sebelumnya di media sosial, Trump menjawab, "Um, apakah saya berkata begitu? Saya tidak percaya saya mengatakannya. Pertanyaan selanjutnya." Dia merujuk pada pernyataan yang dibuatnya di platform Truth Social pada 19 Februari, di mana ia menyebutkan bahwa Ukraina tidak mengadakan pemilihan sejak invasi Rusia dimulai.
Zelenskyy dijadwalkan untuk mengunjungi AS dalam waktu dekat dan diharapkan dapat membahas langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Kunjungan ini juga akan menjadi kesempatan bagi kedua pemimpin untuk memperkuat hubungan bilateral dan membahas kerjasama di bidang energi dan sumber daya mineral.
Masyarakat internasional terus mengawasi perkembangan ini dengan harapan bahwa negosiasi yang dilakukan dapat membawa perdamaian dan stabilitas di kawasan yang telah dilanda konflik ini.