Masjid Syuhada: Penghormatan untuk Pahlawan di Yogyakarta
Masjid Syuhada terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Masjid ini dibangun atas ide Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, pada tahun 1949. Tujuan utamanya adalah untuk menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim dan penghormatan khusus bagi para pejuang kemerdekaan yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah di Yogyakarta. Nama "Syuhada" sendiri berarti pahlawan.
Dalam proses pembangunan masjid, Mr. Assaat yang saat itu menjadi ketua panitia, menghadap Presiden Soekarno yang masih berada di Yogyakarta. Ia menjelaskan rencana pembangunan masjid yang awalnya hanya mampu menampung 700 jemaah. Namun, Presiden Soekarno meminta agar masjid tersebut dibangun untuk kapasitas yang jauh lebih besar, yaitu antara 10.000 hingga 20.000 jemaah.
Masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Nasionalis, yang berdiri megah dengan tiga lantai. Di lantai dasar, terdapat ruangan kuliah yang dilengkapi dengan sekitar 20 jendela. Jumlah jendela ini mengisyaratkan 20 sifat Allah SWT, yang mengajarkan umat untuk mengenal dan menghormati sifat-sifat Tuhan.
Lantai kedua masjid ini diperuntukkan bagi ruang salat kaum perempuan. Di sini juga terdapat dua tiang penyangga, simbol dari itikad baik manusia dalam beribadah dan berinteraksi dengan sesama.
Lantai paling atas Masjid Syuhada adalah ruang salat utama. Di bagian mihrabnya, terdapat lima lubang angin. Jumlah lubang ini melambangkan lima rukun Islam yang menjadi dasar dalam ajaran Islam. Dengan desain yang penuh makna, Masjid Syuhada tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan penghormatan terhadap sejarah bangsa.
Masjid Syuhada menjadi salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Yogyakarta, tidak hanya untuk beribadah tetapi juga untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.