JAKARTA – Bisnis dan pemerintah di Asia saat ini sedang mencerna pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berlangsung selama 30 menit. Dalam pidatonya, Trump menegaskan komitmennya untuk "menempatkan Amerika terlebih dahulu" dalam merumuskan berbagai kebijakan.
Rencana-rencana yang disampaikan oleh Trump diperkirakan akan berdampak besar bagi negara-negara di Asia, terutama dalam hal perdagangan dan industri. Salah satu poin utama yang diangkat adalah penolakan terhadap pergeseran menuju kendaraan listrik (electric vehicles/EVs). Trump menyatakan bahwa dia lebih memilih untuk mendukung industri mobil tradisional Amerika daripada beralih ke teknologi baru yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Trump juga mengisyaratkan akan memberlakukan tarif tambahan terhadap mitra dagang Amerika. Ini bisa berarti bahwa barang-barang yang diimpor dari negara-negara Asia, termasuk China dan Jepang, akan dikenakan biaya lebih tinggi. Langkah ini bisa mempengaruhi harga barang di pasar, dan pada gilirannya, berdampak pada konsumen di seluruh dunia.
Dalam konteks perdagangan, banyak pebisnis di Asia merasa khawatir dengan kebijakan proteksionis yang mungkin akan diterapkan oleh pemerintahan Trump. Proteksionisme adalah kebijakan yang membatasi perdagangan internasional untuk melindungi industri lokal dari persaingan asing. Hal ini bisa mengakibatkan ketegangan dalam hubungan perdagangan antara Amerika dan negara-negara Asia.
Sebagai contoh, jika Trump melanjutkan rencananya untuk mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang dari China, maka kemungkinan besar China akan membalas dengan mengenaikan tarif terhadap barang-barang dari Amerika. Situasi seperti ini dapat menyebabkan perang dagang yang merugikan kedua belah pihak.
Para pengamat juga menyampaikan bahwa perubahan kebijakan ini dapat berdampak pada sektor teknologi, yang saat ini sangat bergantung pada kerja sama internasional. Jika Amerika Serikat mengurangi kerjasama dengan negara-negara tersebut, inovasi dan kemajuan teknologi bisa terhambat.
Dalam pidato tersebut, Trump juga menyinggung pentingnya infrastruktur, termasuk proyek besar seperti Kanal Panama dan hubungan dagang dengan Meksiko. Hal ini menunjukkan bahwa ia berencana untuk memperkuat hubungan ekonomi di kawasan lain, sambil tetap fokus pada kepentingan Amerika.
Dengan semua rencana yang diungkapkan dalam pidatonya, para pemimpin bisnis di Asia kini harus bersiap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi. Meskipun masih banyak yang harus ditunggu dan dilihat, dampak dari kebijakan Trump jelas akan dirasakan di seluruh dunia, terutama di Asia.