Penelitian terbaru menunjukkan bahwa nutrisi memainkan peran penting dalam pengobatan masalah kesehatan mental. Salah satu faktor utama adalah hormon kortisol, yang dapat meningkatkan inflamasi dalam tubuh. Inflamasi kronis telah terbukti berhubungan dengan berbagai diagnosis kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, Borderline Personality Disorder (BPD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya memproduksi kortisol. Hormon ini membantu tubuh untuk menghadapi situasi sulit, namun jika tingkat kortisol tetap tinggi dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan inflamasi. Inflamasi ini bisa berdampak negatif pada otak dan kesehatan mental secara keseluruhan.
Dr. Sarah, seorang ahli gizi, menyatakan, "Dengan membatasi inflamasi melalui pola makan yang sehat, kita dapat membantu tubuh dan otak kita untuk pulih. Nutrisi yang tepat sangat penting untuk fungsi otak yang optimal."
Makanan yang kaya akan antioksidan, omega-3, dan vitamin dapat membantu menurunkan tingkat inflamasi. Misalnya, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau adalah pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan mental. Sebaliknya, makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh dapat meningkatkan inflamasi dan memperburuk kondisi mental.
Kita tidak dapat mengontrol semua peristiwa stres yang terjadi dalam hidup kita. Namun, kita memiliki kontrol atas apa yang kita konsumsi. Memilih makanan yang sehat dan bergizi adalah langkah pertama yang dapat diambil untuk meningkatkan kesehatan mental. Dengan melakukan ini, kita tidak hanya membantu tubuh kita sembuh, tetapi juga memberikan otak kita nutrisi yang dibutuhkan agar dapat berfungsi dengan baik.
Dalam rangka memperkuat kesehatan mental, penting untuk menyadari bahwa pilihan makanan kita dapat berpengaruh besar. Memperhatikan pola makan dan memilih nutrisi yang tepat adalah langkah yang signifikan dalam upaya menjadi penyembuh bagi diri sendiri, atau yang sering disebut dengan #selfhealers.