Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza tidak akan dilaksanakan sampai kelompok Hamas memberikan nama-nama sandera yang pertama kali akan mereka lepaskan. Pernyataan ini disampaikan melalui kantor Netanyahu, yang menegaskan bahwa ia telah menginstruksikan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk tidak memulai gencatan senjata yang seharusnya dimulai pada pukul 8:30 waktu setempat.
Menurut kesepakatan gencatan senjata, Hamas harus memberikan nama-nama sandera setidaknya 24 jam sebelum pertukaran yang direncanakan. Pertukaran ini dijadwalkan akan berlangsung setelah pukul 16:00 waktu setempat pada hari yang sama. Namun, Hamas menyatakan bahwa penundaan ini disebabkan oleh "alasan teknis lapangan".
Sampai Hamas memberikan nama-nama sandera tersebut dan gencatan senjata secara resmi dimulai, militer Israel menyatakan bahwa operasi mereka di Gaza akan terus berlanjut. Dalam satu jam pertama setelah waktu yang ditentukan untuk gencatan senjata, delapan orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di Gaza, menurut juru bicara dari badan pertahanan sipil Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Situasi di Gaza tetap tegang, dan banyak orang berharap agar gencatan senjata dapat segera terwujud untuk menghentikan kekerasan yang telah berlangsung. Gencatan senjata ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan dan memfasilitasi pertukaran sandera yang telah lama ditunggu-tunggu.
Masyarakat internasional terus memantau perkembangan situasi ini dengan harapan akan tercapainya perdamaian dan penyelesaian yang lebih baik bagi kedua belah pihak. Kabar terbaru mengenai gencatan senjata bisa diikuti melalui berita-berita terpercaya.